Senin, 29 Juli 2019

Naskah Simulasi Sidang BPUPKI


SIMULASI SIDANG BPUPKI

Narator           : “Setelah berhasil meluluhlantahkan pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Jepang melebarkan gurita militernya ke Asia Tenggara. Tanpa menghadapi rintangan, Jepang berhasil menduduki kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Pada akhir 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak. Pada keadaan seperti ini, Perdana Menteri Jenderal Kuniako Koiso mengeluarkan janji kemerdekaan pada bangsa Indonesia pada 9 September 1944 guna menarik simpati bangsa Indonesia.
“Pada 1 Maret 1945, Jepang telah meresmikan terbentuknya BPUPKI yang dipimpin oleh K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat dan memiliki anggota 62 orang ditambah 7 dari Jepang. BPUPKI melaksanakan sidang pertama  (29 Mei- 1 Juni 1945) digedung Cuo Sangi In yang membahas mengenai dasar Negara Indonesia.”
29 Mei 1945
Radjiman         : “Saudara-saudara mari kita buka sidang pada hari ini dengan berdo’a sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Berdo’a dipersilahkan.”
                        “Saudara-saudara dengan ini sidang pertama BPUPKI saya buka.” (mengetuk palu 2 kali)
“Saudara kita perlu mempersiapkan segala sesuatu untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. Hal yang paling penting pertama kali adalah kita perlu dasar negara. Suatu dasar yang kita jadikan pondasi dalam berdirinya bangsa Indonesia merdeka. Apakah saudara-saudara ada pandangan?”

Moh. Yamin     : Yang mulia saya ingin memberikan pandangan saya. (sambil angkat tangan dan berdiri)
Radjiman         : “Silahkan Mr. Moh. Yamin!”
Moh. Yamin    : “Yang mulia dan saudara-saudaraku sebangsa. Rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan timur.”
                        “…kita tidak berniat, lalu akan meniru suatu susunan tata negara negeri haram. Kita bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.”
Peserta sidang: “Betul!” (sambil sahut-menyahut)
Moh. Yamin    : “Untuk itu saya mengusulkan dasar negara yang berjumlah lima sebagai berikut.”
1.      Peri Kebangsaan
2.      Peri Kemanusiaan
3.      Peri Ketuhanan
4.      Peri Kerakyatan
5.      Kesejahteraan Sosial
 “Terimakasih kesempatan yang diberikan kepada saya.”
(Para peserta sidang bertepuk tangan) 
Radjiman         : “Usulan yang bagus saudara M. Yamin. Kita catat terlebih dahulu, sidang akan kita lanjutkan besok.” Dengan ini sidang saya nyatakan ditunda.” (sambil mengetuk palu dua kali)
31 Mei 1945
Narator           : Pada tanggal 31 Mei 1945 sidang BPUPKI dilanjutkan.
Radjiman         : “Sidang pada hari ini saya buka kembali.” (sambil mengetuk palu dua kali)
Soepomo         : “Saudara yang mulia saya ingin mengusulkan tentang dasar negara.” (sambil berdiri)
Radjiman         : “Silahkan Prof. Dr. Soepomo.”
Soepomo         : “Sidang hari kedua ini, saya ingin menyumbangkan ide pikiran saya. Usulan tersebut antara lain :
1.      Persatuan
2.      Kekeluargaan
3.      Keseimbangan Lahir dan Batin
4.      Musyawarah
5.      Keadilan Rakyat
“Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.”
(Para peserta sidang bertepuk tangan)

Narator           : Pada Tanggal 1 Juni 1945 diadakan sidang Pertama BPUPKI yang terakhir.
Radjiman         : “Sidang saya buka kembali!” (sambil mengetuk palu dua kali)
“Di hari terakhir sidang pertama ini apa masih ada yang ingin menyampaikan usulan dasar negara?”
Ir. Soekarno     : “Saya yang mulia!” (sambil berdiri)
Radjiman         : “Silahkan Ir. Soekarno!”
Ir. Soekarno     : “Saudara-saudara, saya selaku anggota BPUPKI ingin turut serta dalam perumusan dasar Negara. Saya mengusulkan :
1.      Kebangsaan Indonesia
2.      Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3.      Mufakat atau demokrasi
4.      Kesejahteraan Sosial
5.      Ketuhanan Yang Berkebudayaan
“Kelima usulan ini saya namakan sebagai Pancasila. Panca artinya lima dan sila artinya asas atau dasar. Jadi dasar yang lima atau lima dasar. Di atas kelima dasar inilah tepat kiranya mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.”
  “Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.”
                   (semua peserta sidang bertepuk tangan riuh)
Radjiman         : “Terimakasih usulan dari Ir. Soekarno yang sangat bagus. Usulan saudara akan kami catat melengkapi dua usulan sebelumnnya dari Moh. Yamin dan Prof. Soepomo.”
Narator           : “Sebelum diadakannya persidangan ke 2, BPUPKI sempat membentuk panitia kecil yang menampung saran & pendapat mengenai dasar Negara.”
Ir. Soekarno     : “Bolehkah saya berpendapat?
Radjiman         : ”Baiklah silahkan”
Ir.Soekarno      : ”Bagaimana jika dalam masa rehat ini,digunkan untuk membentuk suatu badan yang menampung Saran dan pendapat mengenai dasar Negara.”
Radjiman         : ”Baiklah,siapa yang yang ingin ikut dalam suatu badan ini.Tapi jangan lupa akan tugas yang harus diselesaikan secepatnya dan harus dirundingkan kembali dalam sidang BPUPKI ke 2.
                        “Dengan ini berakhirlah sidang BPUPKI yang Pertama, sidang saya nyatakan ditutup.” (sambil mengetuk palu dua kali)
Narator           : “Dalam masa perhatian sidang (reses) yakni tanggal 22 Juni 1945,panitia kecil dan 38 anggota BPUPKI mengadakan pertemuan di Kantor Besar Djawa Hookokai. Dalam pertemuan itu dibentuk Panitia 9. Panitia 9 berhasil merumuskan rancangan pembukaan hukum dasar yang diberi nama Piagam Jakarta atau Mukadimah, yaitu:
1.      Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rancangan tersebut di terima baik oleh anggota BPUPKI dan disampaikan pada sidang BPUPKI ke 2 pada tanggal 10-17 Juli 1945.
                        Itulah proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang BPUPKI yang pertama dan kedua.